Wednesday, June 24, 2015

Stress


Menurut John W.Santrock dalam bukunya Perkembangan Remaja, stres adalah respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres (stressor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya (coping). Contoh, berkeringat dan sakit perut ketika akan mengahadapi ujian atau gemetar dan gugup ketika akan berbicara di depan kelas.

Santrock juga mengungkapkan beberapa faktor yang dapat menyebabkan stres dalam kehidupan remaja. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.

1. Faktor Konflik

Stres muncul karena suatu konflik yang disebabkan oleh rangsangan. Konflik ini menjadi semakin berat dan berkepanjangan sehingga remaja tidak lagi bisa menghadapinya. Misalnya, stres yang muncul karena kesedihan akibat putus cinta sehingga mengganggu prestasi belajar (nilai menjadi buruk). Ada tiga tipe konflik yang berkaitan dengan tingkatan stres, yaitu sebagai berikut.

a. Mendekat-mendekat (approach-approach)

Konflik ini terjadi ketika individu harus memilih antara dua rangsangan (stimulus) atau keadaan yang sama-sama menarik.Konflik ini merupakan yang tingkat stresnya paling rendah, karena kedua rangsangan sama-sama memberikan hasil yang positif. Misalnya, karena mendapat nilai rapor bagus, orang tua memberikan pilihan hadiah kepada kita apakah ingin dibelikan iPad dan mendapat tiket konser atau tiket pesawat keliling dunia.

b. Menghindar-menghindar (avoidance-avoidance)

Konflik ini terjadi ketika individu harus memilih antara dua rangsangan yang sama-sama tidak menarik. Contohnya, mengikuti ajakan teman untuk tidak mengerjakan PR atau dianggap tidak setia kawan jika tidak mengikutinya.

Remaja sebenarnya ingin menghindari keduanya, namun mereka harus memilih salah satunya. Konflik-konflik seperti ini lebih berpeluang menyebabkan stres daripada keleluasaan untuk memilih dua situasi yang menyenangkan seperti pada konflik mendekat-mendekat. Pada banyak kasus, remaja memilih untuk menunda mengambil keputusan dalam konflik menghindar-menghindar hingga saat-saat akhir.

c. Mendekat-menghindar (approach-avoidance)

Konflik ini terjadi apabila hanya ada satu rangsangan atau keadaan yang memiliki karakteristik positif dan juga negatif. Contoh, memilih menonton film atau belajar untuk menghadapi ujian.

Menurut Miller dalam buku Psikologi Perkembangan, dunia remaja penuh dengan konflik jenis ini. Konflik ini benar-benar dapat menyebabkan stres. Dalam situasi seperti ini, remaja sering merasa bimbang dalam mengambil keputusan. Ketika waktu untuk mengambil keputusan semakin mendesak, kecenderungan untuk menghindar biasanya semakin dominan. Misalnya, karena bimbang dan malam semakin larut, remaja akhirnya tidak belajar dan memilih tidur karena mengantuk.


2. Faktor kepribadian

Kepribadian remaja sangan berhubungan dengan tingkat stres dan kesehatan remaja. Para peneliti memusatkan perhatian pada apa yang disebut pola tingkah laku atau kepribadian tipe A. Orang yang berkepribadian tipe A, memiliki ciri-ciri antara lain rasa kompetitif (bersaing) yang berlebihan, ambisius (berkemauan keras), berjuang untuk mencapai sesuatu yang tidak terbatas dalam waktu sempit, tidak sabar, selalu terburu-buru dalam mengerjakan sesuatu, agresif (bersikap kasar), waspada yang berlebihan, gaya bicara yang keras dan cepat, mudah marah, tegang, berjalan cepat, tidak bisa menerima kegagalan, dan sering memunculkan sikap bermusuhan.

Orang dengan kepribadian tipe A mempunyai resiko lebih besar terserang berbagai macam penyakit.

3. Faktor Kognitif

Tingkat stres juga ditentukan oleh faktor kognitif,yaitu bagaimana cara kita memandang suatu kejadian.Misalnya,apakah suatu kejadian dipandang sebagai sesuatu yang berbahaya,mengancam, atau menantang.

4. Faktor Sosial-Budaya

Stres dapat muncul akibat pengaruh negatif dari perubahan lingkungan atau budaya. Contoh, orang yang pindah rumah atau pindah sekolah biasanya mengalami perbedaan budaya yang mengakibatkan kebingungan dalam berperilaku.


No comments:

Post a Comment